Luciana, Nila Septiningrum (2020) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekambuhan ISPA Pada Anak Di Dusun Ngasem, Tileng, Girisubo, Gunungkidul, Yogyakarta. Diploma thesis, Stikes Panti Rapih.
Full text not available from this repository.Abstract
ISPA merupakan sebuah penyakit infeksi yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas, mulai dari hidung hingga alveoli. Tujuannya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan ISPA pada anak di Dusun Ngasem, Tileng, Girisubo, Gunungkidul, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan diskripif kuantitatif sederhana dengan pendekatan studi kasus. Populasi penelitian ini adalah anak yang mengalami kekambuhan ISPA. Sample yang digunakan dalam penelitian adalah 10 orang responden yang dipilih secara acak. Hasil penelitian pendidikan ibu dengan kategori SD 1 responden (10%), kategori SMP 9 responden (90%) sedangkan untuk kategori SMA dan perguruan tinggi tidak ada responden (0%). Kebiasaan merokok di Dusun ini cukup tinggi. Untuk kategori keluarga yang merokok terdapat 8 keluarga (80%) dan yang tidak merokok terdapat 2 keluarga (20%). Status gizi anak baik. Karena KMS anak tidak ada yang berada di garis merah. 10 responden mempunyai riwayat ASI eksklusif baik karena selama 6 bulan ibu tidak memberikan ASI bersamaan dengan susu formula. Menurut Dodi (2008) dikutip oleh jurnal (Febrianti, 2020) mengatakan pendidikan ibu yang rendah mempunyai peranan penting dalam kaitannya dengan kejadian ISPA pada anak, karena ibu mengalami kesulitan dalam menerima informasi. Menurut jurnal yang ditulis (Umrahwati, a, & nurbaya, 2013) Kekurangan zat gizi dianggap sebagai penyebab langsung terjadinya gangguan kesehatan tetapi juga sebagai penyebab tidak langsung kematian anak karena adanya hubungan timbal balik yang saling mendukung antara status gizi dan penyakit infeksi. Menurut Winarni, Ummah dan Salim (2010) mengatakan bahwa terdapat hubungan antara perilaku merokok orang tua dan anggota keluarga yang tinggal didalam satu rumah dengan kejadian ISPA pada balita. Menurut jurnal yang ditulis oleh (anggraeni & Warsiti, 2010) mengatakan bahwa ASI bayi eksklusif ternyata akan lebih sehat dan jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. Simpulannya tingkat pendidikan ibu terdapat 9 responden (90%) SMP dan 1 responden (10%) SD. Tidak ada yang berpendidikan SMA dan perguruan tinggi. Kebiasaan merokok buruk 8 keluarga (80%) dan yang tidak merokok 2 keluarga (20%). Semua anak (100%) memiliki status gizi kurang. Semua anak (100%) anak memiliki riwayat mendapatkan ASI Eksklusif. Kata kunci : ASI Eksklusif, status gizi, ISPA, Pendidikan Ibu, kebiasaan merokok
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | STIKes Panti RApih Yogyakarta > Diploma Tiga Keperawatan |
Divisions: | Diploma Tiga Keperawatan > Keperawatan Anak |
Depositing User: | Mr RepoSTIKes STIKesPR |
Date Deposited: | 20 May 2021 03:02 |
Last Modified: | 31 Aug 2022 05:09 |
URI: | http://repository.stikespantirapih.ac.id/id/eprint/408 |
Actions (login required)
View Item |